sering tampil

Kamis, 15 Januari 2015

Mobile Commerce

Pengertian Mobile E Commerce
M-commerce (Mobile commerce) dikenal sebagai generasi berikutnya dari e-commerce. Jika e-commerce secara umum menggunakan perangkat PC untuk mendorong transformasi bisnis yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi tanpa dibatasi dimensi waktu (dengan masih dibatasi kebebasan lokasi), maka m-commerce mencoba menjadi solusi untuk menyediakan tingkat pelayanan yang lebih baik dalam memfasilitasi transaksi dengan menghilangkan sebanyak mungkin keterbatasan yang terkait dengan lokasi. M-commerce adalah segala bentuk tranksaksi penjualan dan pembelian produk yang dilakukan melalui perangkat bergerak (dilakukan melalui media protabel) seperti telepon seluler atau PDA dll. Pada dasarnya, M-Commerce ini merupakan gabungan dari e-commerce dan mobile computing. Karena itu, bisa dikatakan bahwa Mobile E Commerce adalah E-Commerce yang berada dalam lingkungan nirkabel. Dengan menggunakan peralatan ini, pemakai dapat mengakses Internet tanpa memerlukan PC, sehingga tranksaksi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.. Beberapa produk dan service dari M-commerce diantaranya ialah mobile vouchers, mobile banking, mobile payment, mobile ticketing, dll.

Perangkat yang digunakan dalam Mobile Commerce (m-commerce)
Pada umumnya, perangkat end user yang digunakan pada proses Mobile Commerce (m-commerce) adalah sebagai berikut:
ü   Handphone
ü  Smart Phone
ü  PDA
ü  Laptop
ü  Earpiece (Personal Area Network)
Setiap perangkat memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga dapat mempengaruhi tingkat penggunaannya, dan juga aplikasi / sistem Mobile Commerce (m-commerce) yang dapat digunakan. Karakteristik dari perangkat yang sangat mempengaruhi sistem Mobile Commerce (m-commerce) antara lain:
ü  Ukuran dan warna dari display
ü  Input device, seperti mouse dan keyboard / keypad
ü  Memory dan CPU
ü  Koneksi Jaringan dan Bandwidth
ü  Operating Sistem
ü  Smart Card reader
Keuntungan, Kerugian dan Keterbatasan Mobile E Commerce
Keuntungan  :
ü  Kepuasan pelanggan, penghematan biaya, dan peluang bisnis baru.
ü  Dapat membawa penjual dan pembeli bersama – sama dengan mudah     sehingga   memungkinkan untuk mendapatkan laba yang lebih dekat.
ü  Ubiquity: pengguna dapat mengakses dari mana saja dan kapan saja.
ü  Security: pada umumnya handset dilengkapi dengan smart card reader dan smart card-nya itu sendiri. Sehingga dapat digunakan sebagai secret authentication key.
ü  Localization: memungkinkan diterapkannya location based services.
ü  Convenience: ukuran dan berat dari handset membuat pengguna nyaman dalam bertransaksi.
ü  Personalization: handphone merupakan perangkat yang bersifat personal, sehingga memungkinkan untuk menawarkan layanan / produk yang bersifat personal.
Namun demikian, diantara beberapa kelebihan seperti yang telah disebutkan di atas, Mobile Commerce (m-commerce) juga memiliki beberapa kekurangan:
ü  Keterbatasan perangkat(Layar kecil membatasi kompleksitas aplikasi)
ü  Tingkat keberagaman perangkat, jaringan dan operating sistem yang sangat tinggi, membutuhkan standardisasi platform antar vendor. Antara lain telah diatasi oleh J2ME.
ü  Tingginya tingkat kehilangan / pencurian handphone.
ü  Bertambahnya tingkat kerawanan terhadap security ketika data ditransfer melalui air interface
ü  Tidak bisanya menawarkan grafik suatu PC.
ü  Terdapat pendekatan berbeda terhadap pemahaman M-Commerce oleh masing – masing jaringan.

M-commerce juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang ditinjau dari beberapa segi. Misalnya saja, M-Commerce mempunyai keterbatasan yang ditemui dalam penggunaan media utama(cellphone), yaitu :
ü  Ukuran device yang relative kecil
ü  Mobile device yang digunakan untuk mengakses tidak punya media penyimpanan.
ü  Teknologi belum semutakhir PC
ü  Pelanggan butuh pencarian data yang cepat dan mudah
ü  Penggunaan m-commerce menjadi tidak efektif, tidak efisien, dan tidak memberikan kepuasan kepada pelanggan




Selain itu, M-Commerce juga memiliki keterbatasan yang ditinjau dari segi teknis, yaitu :
ü  Tidak ada standarisasi
ü  Bandwith tidak cukup
ü  Keterbatasan transmisi
ü  Masalah cuaca
ü  Jarak koneksi

Model Mobile E Commerce
M-Commerce mempunyai beberapa model bisnis dari berbagai aspek, seperti :
1.                  Layanan Keuangan, yang meliputi :
ü  Perbankan ( E – Banking ) - Mobile banking merupakan suatu layanan perbankan berbasis mobile phone atau HP. Seolah-olah ponsel dapat menjadi sebuah mesin ATM, yang bisa digunakan untuk mentransfer uang, mencek saldo dan mutasi, selain itu dengan mobile banking kita dapat melakukan berbagai jenis transaksi keungan. Contoh : m-banking
ü  Wireless Payment - Dengan sistem ini, ponsel bisa menjadi alat pembayaran yang aman, dan menjadi alat pembayaran yang sah di jaringan sellular. Misalnya, di Italy ada sistem pembayaran parkir dengan menggunakan ponsel. Di Jepang dan di Indonesia juga sudah ada pembelian tiket bioskop melalui ponsel.contoh : e-cash (bank mandiri)
ü  Micropayment - Hampir sama dengan sistem pembayaran elektronik nirkabel di atas, Micropayment juga memfungsikan ponsel menjadi alat pembayaran. Namun aplikasinya dilakukan hanya pembayaran yang sifatnya kecil (biasanya kurang dari 10 dolar)
ü  Wireless Wallet - Adalah teknologi yang memungkinkan pemegang kartu untuk melakukan pembelian dengan hanya memencet satu tombol di perangkat nirkabel mereka. Salah satu contohnya adalah Nokia wallet. Aplikasi ini menyimpan data seperti kode kartu kredit, dan bisa mengesahkan pembelian secara digital. Microsoft juga memiliki m-wallet yang dikenal dengan “Microsoft Password” untuk digunakan di lingkungan nirkabel.
ü  Bill Payment Service - Beberapa perusahaan kini menyediakan layanan pembayaran tagihan via ponsel. Ada sistem yang disebut dengan smartpay system. Sistem ini membantu pembayaran hanya dengan memasukan kode rahasia untuk mengesahkan pembayaran dari bank.
ü  Money Transfer
2.                Belanja, salah satu contohnya adalah anywhere wireless. Semakin banyak bermunculan penjualan online yang memungkinkan konsumen untuk berbelanja menggunakan perangkat nirkabel. Misalnya konsumen bisa memesan barang yang mereka inginkan dari amazon.com dari ponsel yang menyediakan fasilitas internet.
3.                  Iklan, salah satu contohnya iklan yang ada pada GSM / CDMA pada Handphone. Iklan bisa diatur sedemikian rupa untuk muncul di tempat tertentu. Di New York, taksi menampilkan iklan yang berbeda di lokasi yang berbeda. Misalnya taksi melewati sebuah restoran, maka iklan restoran itu yang muncul di taksi.
4.                  Mobile Portal, yang meliputi :
ü  Berita
ü  Olahraga
ü  E-mail
ü  Hiburan
ü  Informasi Perjalanan
ü  Restoran
ü  Informasi Pertandingan
ü  Layanan Komunitas
ü  Stock Trading

5.                Mobile B2B ( Business to Business ), yang meliputi :
ü  Pemesanan jasa secara mobile
ü  Mengecek ketersediaan barang
ü   Melakukan pemesanan produk tertentu
ü   Melayani keamanan akses
ü   Mengurangi kesalahan petugas
6.                Mobile B2C ( Business to Commerce ), yang meliputi :
ü  Transaksi antara organisasi bisnis dengan pelanggan
ü   Personalisasi notifikasi barang dagangan
ü  Mobile games
ü  Pelayanan hotel
7.                Location Based Commerce, yang meliputi lima area, yaitu lokasi navigasi, tracking, pemetaan dan timing. Yang mana teknologi jaringan ini dapat mendukung dalam pencarian lokasi – lokasi seperti :
ü  Position Determining Equipment
ü  Mobile Positioning Center
ü   Location Based Technology
ü   Geographic Content
ü   Location Specific Content


Proses Tahapan dalam Mobile Commerce (m-commerce)
Secara umum, tahapan proses pada Mobile Commerce (m-commerce) dapat dibedakan menjadi 4 tahap sebagai berikut:
  1.  Set-up dan Konfigurasi. Proses ini termasuk instalasi aplikasi khusus pada handset yang akan digunakan pada Mobile Commerce (m-commerce). Selain itu, untuk beberapa sistem Mobile Commerce (m-commerce) proses ini juga melibatkan proses pembelian atau penambahan nilai uang pada aplikasi tersebut.
  2.  Inisiasi Pembayaran. Pada tahap ini informasi pembayaran dikirimkan melalui jaringan seluler atau protokol wireless lainya kepada merchant.
  3. Authentikasi. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting pada transaksi. Pada tahap ini diperiksa apakah pengguna memang berhak melakukan transaksi, serta memenuhi persyaratan finansial tertentu. Pada sebagian sistem pembayaran, proses ini melibatkan authentikasi berdasarkan SIM Card.
  4. Penyelesaian Pembayaran. Proses ini dilakukan ketika pengguna telah berhasil di-authentikasi, demikian juga transaksi itu sendiri telah berhasil di-authentikasi. Analoginya pada proses transaksi konvensional adalah dengan dicetaknya bukti pembayaran.
Sistem pembayaran yang banyak digunakan pada e-commerce saat ini pada umumnya tidak dapat diterapkan pada Mobile Commerce (m-commerce). Beberapa sistem yang dapat digunakan untuk Mobile Commerce (m-commerce) antara lain adalah:
ü   Software electronic coin. Nilai uang disimpan dalam bentuk software di handset pengguna, sehingga pengguna memilki control sepenuhnya terhadap penggunaan nilai uang tersebut. Electronic coin direpresentasikan dalam bentuk informasi nilai uang itu sendiri, serial number, tanggal kadaluarsa, dan signature dari institusi yang mengeluarkannya. Karena dalam bentuk software, sistem ini sangat mudah untuk diduplikat, dan proteksinya adalah dengan penggunaan serial number yang benar-benar unik. Ketika akan melakukan transaksi, pengguna mentransfer coin kepada merchant, yang kemudian oleh merchant tersebut akan di-forward kepada Bank yang mengeluarkan coin tersebut untuk menghindari duplikasi daripenggunaan coin tersebut. Apabila ternyata memang nilai uang tersebut valid, maka nilai uang tersebut selanjutnya dipindahkan dari pengguna kepada merchant. Terdapat permasalahan dalam hal pembangkitan dan penyimpanan nilai uang, yang disebabkan oleh keterbatasan handset. Sehingga pada umumnya electronic coin dibangkitkan di perangkat lain, setelah itu baru disimpan di handset. Kelebihan dari sistem ini adalah pengguna dapat sepenuhnya anonymous.
ü  Hardware electronic coin. Pada sistem ini nilai uang disimpan pada suatu smart card yang tersimpan di dalam handset. Representasi nilai uang pada smart card tersebut sangat beragam, namun pada umumnya adalah berupa counter. Ketika akan melakukan transaksi, smart card pengguna dan smart card merchant saling melakukan proses authentikasi kepada pihak lainnya, kemudian akan terbangun suatu channel transaksi yang aman di antara kedua smart card tersebut. Selanjutnya nilai uang akan ditransfer dari pengguna kepada merchant. Kelebihan lain dari sistem ini adalah bahwa sistem ini dapat digunakan untuk transaksi yang sifatnya offline, yaitu pada POS (Point of Sales).

ü  Background account. Pada sistem ini, nilai uang disimpan pada pihak ketiga yang dapat dipercaya, baik itu berupa account kartu kredit, account bank atau account pada operator seluler. Pada suatu transaksi, dimana pengguna / pembeli menerima receipt, maka selanjutnya pengguna akan mengirimkan suatu pesan authentikasi dan autorisasi kepada merchant, untuk selanjutnya merchant melakukan authorisasi kepada institusi yang mengelola account tersebut. Selanjutnya masing-masing account pengguna dan merchant akan disesuaikan nilainya sesuai dari nilai transaksi. Terdapat beberapa sistem background account, yang memiliki fitur yang berbeda-beda sesuai kebutuhannya. Perbedaan tersebut antara lain adalah format pengiriman message dari pengguna, apakan plain text atau ter-enkripsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar