sering tampil

Kamis, 15 Januari 2015

Perencanaan Audit Dan Prosedur Analitis

Perencanaan Audit Dan Prosedur Analitis
Pengertian Perencanaan Audit
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh Variabel inidiukur dengan menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaanaudit yang dibuat oleh auditor.
Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional AkuntanPublik (SPAP) mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai yaitu:
”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya”
Alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat :
1.    Memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat untuk mencukupi situasi yang dihadapi
Jika kantor akuntan public ingin meminimalkan kewajiban hukum dan mempertahankan reputasi yang baik dalam masyarakat bisnis, bukti yang tepat yang mencukupi harus di peroleh.
2.    Membantu menjaga biaya audit tetap wajar
Agar tetap kompetitif (dapat bersaing), kantor akuntan public harus menjaga kewajaran biayanya.



3.    Menghindarkan kesalahpahaman dengan klien
Menghindari kesalah pahaman dengan klien sangan diperlukan untuk , membina hubungan baik dengan klien dan memfasilitasi pekerjaan berkualitas tinggi dengan biaya wajar.
Contoh : andaikan auditor telah menginformasikan kliennya bahwa audit akan selesai sebelum tanggal 30 Juni tetapi belum juga selesai hingga bulan Agustus karena penjadwalan staf yang kurang baik. Klien mungkin kesal dengan kantor akuntan ini dan bahkan dapat mengajukan tuntutan atas pelanggaran kontrak.
Sebelum memulai pembahasan, ada 2 istilah risiko yaitu :
1.    Risiko audit yang dapat di terima (acceptable audit risk) :
Ukuran seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit di selesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.
Apabila auditor memutuskan untuk memilih risiko audit yang diterima lebih rendah , ini berarti auditor menginginkan kepastian yang lebih besar bahwa laporan keuangan tidak mengantung salah saji
Resiko nol persen berarti kepastian , risiko 100 persen berarti sama sekali tidak yakin.
2.    Risiko Inheren (inherent risk)
Ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang      material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifanpengendalian internal. Sebagai contoh, jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar ada salah saji yang material dalam akun seperti piutang usaha, auditor akan menyimpulkan bahwa ada risiko inheren yang tinggi pada akun piutang usaha tersebut.


Penilaian risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren adalah bagian yang penting dari perencanaann audit, karena hal itu membantu menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan dan staf yang dibututhkan untuk peungasan tersebut. Sebagai contoh, jika risiko inheren untuk persediaan tinggi karena masalah penilaian yang rumit, lebih banyak bukti yang harus dikumpulkan dalam audit persediaan, dan staf yang lebih berpengalaman harus di tugaskan untuk melakukan pengujian dibidang ini.
Perencanaan Audit dan Perancangan Pendekatan Audit









1.    Menerima klien dan  melakukan perencanaan audit awal
Perencanaan audit awal melibatkan empat hal , yang semuanya harus dilakukan lebih dahulu dalam audit.
ü  Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang. Penentuan ini biasanya dilakukan oleh auditor yang berpengalaman dan berwenang mengambil keputusan penting. Auditor ingin membuat keputusan ini lebih awal, sebelum mengeluarkan biaya yang cukup besar yang tidak bisa ditutup kembali.
Investigasi atas klien baru
Kebanyakan KAP akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya. Kantor itu melakukannya dengan memeriksa, sejauh memungkinkan, prospektif klien ini dalam komunitas bisnis, stabilitas keuangannya, dan hubungannya dengan KAP sebelumnya.
Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAO lain, auditor yang baru (audito penerus) diharuskan oleh SAS 84 (AU 315) untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu. Tujuan persyaratan ini adalah untuk membantu auditor penerus mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut.
Klien yang berlanjut
Setiap tahun banyak KAP mengevaluasi klien- klien yang ada saat ini gna menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit. Konflik yang terjadi sebelumnya menyangkut ruang lingkup audit yang tepat, jenis pendapat yang akan diberikan, jumlah fee atau hal-hal lain dapat menyebabkan jenis audit auditor menghentikan kerja samanya. Auditor juga dapat mengungurkan diri setelah menentukan bahwa klien tidak mempunyai integritas. Menurut kode prilaku professional AICPA tentang independensi, jika klien mengajukan tuntutan hukum melawan KAP atau sebaliknya , Kantor akuntan tersebut tidak dapat melakukan audit atas klien ini. Demikian juga, jika ada fee yang belum dibayrkan atas jasa yang diberikan lebih dari 1 tahun lalu, KAP tidak dapat melaksanakan audit dalam tahun berjalan.
ü  Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit. Informasi ini akan mempengaruhi bagian proses perencanaan selanjutnya.
Factor utama yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima adalah pemakaian laporan keuangan yang mungkin dan maksudnya menggunakan laporan tersebut. Auditor mungkin mungkin kan mengumpulkan lebih banyak bukti apabila laporan keuangan digunakan secara ekstensif, seperti yang sering terjadi pada perusahaan terbuka, yang memiliki utang yang besar, dan peushaanyang akan dijual dalam waktu tepat.
ü  Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan klien.
Pemahaman yang jernih tentang syarat-syarat penugasan harus dimiliki oleh klien dan KAP. SAS 108 (AU 310) mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan (engagement letter), meliputi tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan manajemen, serta batasan-batasan penugasan.
ü Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan.
Setelah memahami alasan klienuntuk melakukan audit , auditor harus mengembangkan startegi audit pendahuluan. Strategi ini harus mempertimbangkan sifat klien , termasuk bidang-bidang dimana terdapat risiko saah saji yang signifikan yang lebih besar. Auditor juga harus mempertimbangkan factor-faktor lainnya,seperti jumlah lokasi klien dan keefektifan pengendaian klien dimasa lalu, dalam mengembangkan pendekatan audit pendahuluan. Strategi yang terencana akan membantu audito menentukan sumber daya yang diperlukan dalam penugasan itu.
“Audit harus dilaksankan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor”


2.    Memahami Bisnis dan Industri Klien
Auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material pada laporan keuangan  baik karena kekeliruan maupun kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu serta luar prosedur audit selanjutnya.
·         Industri dan Lingkungan Eksternal
Alasan utama untuk mndapatkan pemahaman yang baik tentang industry klien dan lingkungan eksternal  adalah :
ü  Risiko yang berkaitan dengan industry tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yan dapat diterima dan bahkan dapat mempengaruhi auditor dalam menerima penugasan pada industry simpan pinjam dan asuransi kesehatan.
ü  Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industry tertentu. Familiraritas dengan risiko – risiko tersebut akan membantu auditor dalam menilai  relecansinya bagi klien bersangkutan. Contohnya meliputi kemungkinan keuangan persediaan dalam industry pakaian jadi, risiko inheren atas penagihan piutang usaha  dalam industry pinjaman konsumen , serta cadangan untuk risiko inheren kerugian dalam industry asuransi kecelakaan.
ü  Banyak industry memiliki persyaratan akuntasi yang unik yang harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang belaku umum.  Sebagai contoh, jika auditor melakukan audit atas sebuah pemerintah kota, auditor harus memahami akuntansi pemerintahan dan persyaratan auditnya. Juga ada persyaratan akuntansi yang unik bagi perusahaan konstruksi, kereta api , organisasi nirlaba, lembaga keuangan , dan banyak organisasi lainnya.
·         Operasi dan Proses Bisnis
          Kunjungan ke pabrik dan kantor
          Mengidentifikasi pihak yang berkaitan
·         Manajemen dan Tata kelola
          Angaran dasar dan anggaran rumah tangga
          Kode etik
          Notulen rapat perusahaan

·         Tujuan dan Strategi Klien
Strategi adalah pendekatan yang diikuti entitas untuk mencapai tujuan organisasi.
Tujuan klien yang berkaitan dengan :
       Reabilitas pelaporan keuangan
       Efektivitas dan efisiensi operasi
       Ketaatan pada hukum dan peraturan

3.    Menilai Risiko Bisnis Klien
Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman strategis atas bisnis dan industry klien untuk menilai risiko bisnis klien yaitu ririko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya. Ririko bisnis klien dapt timbul dari banyak factor yang mempengaruhi klien dan lingkungannya, seperti teknologi baru yang mengikis keunggulan kompetitif klien, atau klien gagal melaksanakan strateginya sebaik pesaing.
Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Sebagai contoh, perusahaan sering melakukan akuisisi atau merger strategis yang bergantung pada keberhasilan penggabungan operasi antara dua atau lebih perusahaan. Jika sinergi yang direncanakan tidak berkembang, nilai aktiva tetap dan goodwill yang di catat dalam akuisisi dapat menurun, yang akan mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan.


4.    Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan
Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur tersebut membandingkan rasio yang dibandingkan dengan tahun sbeelumnya, atau dengan rata- rata industry sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami kenaikan risiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama audit.
PROSEDUR ANALITIS
Penekanan pada prosedur analitis dalam definisi SAS 56 tertuju pada ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor. Sebagai contoh, auditor dapat membandingkan beban komisi yang tercatat selama tahun berjalan dengan total penjualan yang tercatat yang dikalikan dengan tingkat komisi rata-rata sebagai satu penggujian atas kewajaran komisi yang dicatat secara keseluruhan.agar prosedur analitis ini menjadi relevan dan dapat diandalkan, auditor cenderung menyimpulkan bahwa penjualan yang tercatat telah dinyatakan dengan benar, semua penjualan mendapat komisi, dan rata-rata tingkat komisi aktual dapat ditentukan.
Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah ketiga waktu selama penugasan:
1.    Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menetukan sifat,luas, dan penetafan waktu prosedur audit. Ini membantu auditor mengendinfikasi hal-hal signifikan yang menantikan signifikan yang nantinya memerlukan perhatian khusus dalam dalam penugasan. Sebagai contoh , perhitungan perputaran dalam persedian sebelum pengujian harga persedian dilakukan dapat menunjukkan kebutuhan akan perhatian khusus selama pengujian tersebut. Prosedur analitas yang dilakukan dalam tahap perencanaan biasanya menggunakan data agregrat pada tingkat tinggi, dan kecanggihan,luas, serta penetapan waktu prosedur bervariasi anatara klien, untuk beberapa klien, perbandingan saldo akun tahunsebelumnya dan tahun berjalan dengan menggunakan neraca saldo yang belum diaudit mungkin sudah mencukupi.untuk klien lainnya, prosedur tersebut dapat melibatkan analisis yang ekstensif atas laporan keuangan kuartalan berdasarkan penilaian auditor.
2.    Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai pengujian subtansif untuk mendukung saldo akun. Pengujian ini sering kali dilakukan dalam hubungannya dengan prosedur audit lainnya.sebagai contoh, bagian setiap polis asuransi dibayar dimuka dapat dibandingkan dengan polis yang sama untuk tahun sebelumnya sebagai bagian dari pengujian atas asuransi dibayar dimuka, kepastian yang diberikan oleh prosedur analitis tergantung pada prediktabilitas hubungan, serta ketepatan ekspektasi dan reliabilitas data yang digunakan untuk mengembangkan ekspektasi itu.
3.    Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesain audit. Pengujian semacam itu berfungsi sebagai reviewakhir atas salah saji yang material atas masalah keuangan, dan membantu auditor mengambil ‘’pandangan objektif’’ akhir pada laporan keuangan yang telah diaudi,biasanya, seorang partner senior, yang memiliki pengetahuan yang luas atas bisnis klien, melakukan prosedur analitis selama review akhir terhadap file audit dan laporan keuangan untuk mengindenfikasikan kemungkinan ketidaktelitian dalam audit.
LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS
                Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang mengembangkan ekspektasi tentang beberapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan auditor mengembangkan ekspektasi menyangkut saldo akun atau rasio dengan mempertibangkan informasi dari periode sebelumnya, tren industry, ekspektasi anggaran yang disiapkan klien, dan informasi nonkeuangan. Biasanya auditor membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang diharapkan dengan menggunakan satu atau lebih jenis prosedur analitis berikut. Dalam setiap kasus, auditor membandingkan data klien dengan:


1.    Data industry.
2.    Data periode sebelumnya yang serupa.
3.    Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien.
4.    Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor.
5.    Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan.

1.    Membandingkan data klien dan data industry
Manfaatkan paling penting dari perbandingan industry adalah membantu dan memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan, tetapi munkin kurang membantu auditor dalam mengindenfikasikan salah saji yang potensial, sebagai contoh, rasio yang ada pada Robert Morris Associates terutama adalah jenis yang digunakan para banker dan eksekutif kredit lainnya untuk mengevaluasi apakah perusahaan mampu melunasi pinjamannya, informasi yang sama tersebut berguna bagi auditor dalam menilai kekuataan relative dari struktur modal klien, kapasitas pinjamannya, dan kemungkinan gagal keuangan.
Namun, kelemahan utama penggunaan rasio industry dalam auditing adalah perbedaan antara sifat informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk total industri. Karena data indutri adalah rata-rata yang lebih luas, perbandingannya mungkin tidak berarti. Sering kali, lini bisnis klien tidak sama seperti standar industry. Selain itu, perusahaan yang berbeda menerapkan metode akuntasi yang juga berbeda, sehingga mempengaruhi komparabilitas data.
2.    Membandingkan data klien dengan data periode sebelumnya yang serupa
Andaikan bahwa presentase marjin kotor sebuah perusahaan berada anatara 26 dan 27 persen untuk masing-masing dari 4 tahun  terakhir tetapi turun menjadi 23 persen tahun berjalan. Penurunan marjin ini harus diperhatikan oleh auditor jika penurunan itu tidak diperkirakan. Penyebab penurunan ini dapat berupa perubahan kondisi ekonomi, disamping dapat juga disebabkan oleh salah satu saji laporan keuangan, antara lain kesalahan cutoff penjualan atau pembelian, penjualan yang belum tercatat, lebih saji utang usaha, atau kesalahan kalkulasi biaya persedian. Penurunan marjin kotor mungkin akan dapat mengakibatkan meningkatnya bukti dalam satu atau lebih akun yang mempengaruhi marjin kotor tersebut. Auditor harus menentukan penyebab penurunan marjin kotor ini untuk menyakinkan bahwa laporan keuangan  tidak salah saji secara material.
1.    Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
2.    Membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang serupa untuk tahun sebelumnya
3.    Menghitung Rasio dan Hubungan persentase untuk Dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
TABEL 8.2
Perbandingan dan hubungan internal
Rasio atau perbandingan
Kemungkinan salah saji
Perputaran bahan baku untuk perusahaan manufaktur
Salah saji persediaan atau harga pokok penjualan atau keusangan persediaan bahan baku
Komisi penjualan dibagi dengan penjualan bersih
Salah saji komisi penjualan
Retur penjualan dan potongan harga dibagi dengan penjualan kotor
Misklasifikasi retur penjualan dan pengurangan harga atau retur atau pengurangan harga yang belum tercatat sesudah akhir tahun
Nilai penyerahan tunai asuransi jiwa (tahun berjalan) dibagi dengan nilai penyerahan tunai asuransi jiwa (tahun sebelumnya)
Kesalahan mencatat perubahan dalam nilai penyerahan tunai atau kekeliruan mencatat perubahan
Masing-masing beban manufaktur sebagai persentasi dari total beban manufaktur
Salah saji yang signifikan dari masing-masing beban total




3.    Membandingkan data klien dengan hasil yang diharapkan yang ditentukan klien
        Kebanyakan perusahaaan menyiapkaan anggaraan (budghets) untuk berbagai aspek operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspektasi klien selama periode berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antra hasil yang dianggarkan dengan hasil aktual, karena area ini dapat mengandung salah saji yang potensial, jika tidak ad perbedaan, salah saji tidak mungkin terjadi.apabila data klien dibandingkan dengan anggaran, ada dua kepentingan khusus;
Kepentingan pertama,auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang realistis.
Kepentingan kedua adalah kemungkinan bahwa informasi keuangan saat ini telah diubah oleh personil klien agar sesuai dengan anggaran.
4.    Membandingkan data klien dengan hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor
        Perbandingan umum lainnya antara data klien dengan hasil yang diharapkan terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan saldo aktual. Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat estimasi tentang rupa saldo akun yang seharusnya dengan menghubungkannya dengan beberapa akun neraca atau akun laporan laba-rugi lainnya, atau membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren historis. Berikut ini ada dua contohnya:
1.    Auditor dapat melakukan perhitungan independent terhadap beban bunga atas wesel bayar jangka panjang dengan mengalikan saldo akhir bulan wesel bayar dengan suku bunga rata-rata bulanan. Estimasi independent ini didasarkan pada pengujian atas kelayakan beban bunga yang tercatat.
2.    Auditor dapat menghitung rata-rata bergerak dari penyisihan piutang tak tertagih sebagai persentase piutang usaha kotor, dan kemudian menerapkannya pada saldo piutang usaha kotor pada akhir taun audit. Denga menggunakan tren historis seperti ini, auditor dapat menentukan nilai yang diharapkan untuk penyisihan tahun berjalan.
5.    Membandingkan data klien dengan hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan
        Andaikan anda sedang mengaudit sebuah hotel, anda dapat mengembangkan ekspektasi atas total pendapatan dari kamar hotel dengan mengalikan jumlah kamar dengan tariff setiap kamar, tarif harian rata-rata untuk setiap kamar, dan tingkat hunian rata-rata. Anda kemudian dapat membandingkan estimasi anda dengan pendapatan yang tercatat sebagai pengujian atas kelayakan pendapatan yang tercatat. Pendekatan yang sama juga dapat diterapkan untuk melakukan  estimasi dalam situasi lain, seperti pendapatan uang kuliah di universitas (rata-rata uang kuliah dikali pendaftar), penggajian pabrik (total jam kerja dikali tarif upah), dan biaya bahan yang dijual (unit yang terjual dikali biaya bahan per unit). Namun kepentingan utama dalam menggunakan data non-keuangan terletak pada keakuratan data. Pada contoh hotel, anda tidak boleh menggunakan perhitunganyang diestimasikan atas pendapatan hotel sebagai bukti audit kecuali anda yakin dengan kelayakan perhitungan jumlah kamar, tariff kamar rata-rata, dan tingkat hunian rata-rata. Jadi, jelas bahwa ketepatan tingkat hunian lebih sulit untuk diefaluasi ketimbang kedua item lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar